a) Latar Belakang Masalah
Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan dunia bisnis dizaman era global menuntut seluruh perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Maka Indonesia harus mampu bersaing dengan negara-negara lain, terutama dalam sistem informasi akuntansi yang dipergunakan secara efektif dan efisien. Penanganan dalam hal penerimaan dan pengeluaran kas merupakan suatu aktifitas dalam perusahaan yang tidak mungkin dapat dilepaskan. Pada perusahaan haruslah berhati-hati dalam melakukan aktifitas yang berhubungan dengan penerimaan dan pengeluaran kas, artinya setiap penerimaan dan pengeluaran kas yang dilakukan harus diperhitungkan manfaat dan keuntungan yang akan didapat. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, maka setiap Perusahaan harus mempunyai kualitas sistem informasi akuntansi yang baik dari segi pendidikan, keahlian atau pun keterampilan dalam melaksanakan tugasnya.
Dengan adanya Sistem Informasi Akuntansi yang benar, maka manajemen dalam organisasi perusahaan dapat mengevaluasi hasil dari suatu operasi atau suatu kegiatan apakah berjalan dengan efisien dan efektif. Selain itu Sistem Informasi Akuntansi dapat digunakan sebagai pedoman dalam penugasan dan wewenang bagi sumber daya manusia yang bekerja dalam organisasi atau perusahaan tersebut , sehingga dapat berjalan sesuai prosedur.
Kebutuhan akan informasi pada saat ini sangat penting dalam semua kegiatan, salah satunya adalah kegiatan bisnis. Manfaat dari informasi yang didapatkan untuk kegiatan bisnis adalah sebagai dasar dari pengambilan keputusan. Dengan adanya sistem informasi akuntansi, penyajian informasi yang sangat dibutuhkan tersebut bisa dengan cepat didapat, tepat waktu, akurat, dan relevan.
Peranan sistem informasi akuntansi sangat besar bagi perusahaan, karena merubah dari pencatatan yang manual ke pencatatan yang berupa bagan alur flowchart. Sistem informasi akuntansi hampir mewakili semua informasi yang ada selama perusahaan tersebut berjalan. Penggunaan bagan alur berupa flowchart untuk merancang sistem informasi sangat diperlukan sebagai dasar pengambilan keputusan. Dimana dimasing-masing model mempunyai kelebihan dan kekurangan.
Hal itu juga yang harus menjadi perhatian PT. PUTRA INDONESIA PURUHITA sebagai pelayanan jasa penilaian serta jasa konsultan property yang telah mengabdi sejak tahun 1979. Penerimaan dan pengeluaran kas harus dilaksanakan secara efektif dan efisien agar tidak terjadi pemborosan anggaran. Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem yang memadai untuk dapat mengawasi penerimaan kas. Pada perusahaan ini, diketahui belum mempunyai sistem yang baik untuk mengendalikan penerimaan dan pengeluaran arus kas. Maka, penulis membuat sebuah sistem informasi akuntansi dan mengevaluasi sistem tersebut yang berfungsi untuk membantu mengelola aliran dana baik penerimaan maupun pengeluaran kas dengan data atau prosedur yang telah di tetapkan perusahaan tersebut. Kas memberikan kekuatan bagian – bagian organisasi perusahaan untuk melakukan kegiatan, sehingga kelangsungan hidup perusahaan dapat terjamin. Kas merupakan aktiva yang paling lancar dalam arti paling sering berubah. Hampir pada setiap transaksi dengan pihak luar selalu mempengaruhi kas. Dalam kegiatan bisnis sehari – hari, uang kas merupakan alat pertukaran sehingga segala kegiatan akan bermula dan berakhir padanya. Kas mempunyai beberapa fungsi dan salah satu fungsi yang paling penting sebagai alat pembayaran untuk kegiatan operasional perusahaan.
Dari uraian di atas dapat kita ketahui tentang pentingnya sistem informasi akuntansi dalam suatu instansi. Oleh karena itu, dalam penulisan skripsi ini penulis tertarik untuk mengangkat masalah tersebut, dengan mengambil judul “ ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM PROSEDUR PENERIMAAN DAN PENGELUARAN KAS PADA PT. PUTRA INDONESIA PURUHITA ”
b) Rumusan Masalah
Dalam penulisan ilmiah ini, penulis merumuskan masalah adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan prosedur sistem informasi akuntansi penerimaan kas pada PT. Putra Indonesia Puruhita ?
2. Bagaimana pelaksanaan prosedur sistem informasi akuntansi pengeluaran kas pada PT. Putra Indonesia Puruhita ?
3. Menganalisis sistem yang telah dibuat, apakah layak digunakan atau tidak?
c) Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis menyesuaikan topik yang yang relevan, yaitu membatasi masalah hanya menyangkut pada analisis penerapan sistem informasi akuntansi penerimaan dan pengeluaran kas terhadap PT. Putra Indonesia Puruhita. Penulis membuat dan menganalisis sistem tersebut dengan menggunakan bagan alir dokumen (flowchart).
d) Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan prosedur sistem informasi akuntansi penerimaan kas pada PT. Putra Indonesia Puruhita.
2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan prosedur sistem informasi akuntansi pengeluaran kas terhadap PT. Putra Indonesia Puruhita.
3. Untuk mengetahui apakah sistem yang telah dibuat layak digunakan atau tidak.
e) Manfaat Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan penulis, diharapkan diperoleh manfaat sebagai berikut :
1. Bagi Penulis
Penelitian ini berguna untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang analisis terhadap sistem informasi akuntansi dan juga untuk melengkapi salah satu syarat menyelesaikan program studi strata satu ( S1 ) jurusan akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
2. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan referensi yang berguna untuk membantu meringankan dalam pengelolaan dana kas masuk dan keluar serta mengawasi dan mengendalikan setiap kegiatan yang berhubungan dengan siklus penerimaan dan pengeluaran kas agar semua kegiatan dapat berjalan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
f) Metode Penelitian
Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah PT. Putra Indonesia Puruhita yang terletak di Gedung Artha Graha Lt. 19-09, Jl. Jendral Sudirman Kav. 52-53, Jakarta 12190.
Data / Variabel
Dalam penulisan ilimah ini penulis menggunakan dua jenis data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer di dapat dengan meninjau langsung ke objek penelitian yaitu PT. Putra Indonesia Puruhita, khususnya ke bagian keuangan. Untuk data sekunder penulis mengambil dari catatan dan dokumen yang sudah ada pada PT. Putra Indonesia Puruhita.
Metode Pengumpulan Data
1. Studi Lapangan
Metode ini dilakukan dengan penelitian lapangan ( field research ) dan data diambil langsung dari Kantor Pusat PT. Putra Indonesia Puruhita.
2. Studi Pustaka
Pengumpulan data diambil dari referensi-referensi buku-buku perpustakaan, catatan-catatan, literatur-literatur, serta situs internet yang ada hubungannya dengan penulisan ilmiah ini sebagai latar belakang pengetahuan.
3. Wawancara
Metode ini dilakukan penulis melalui wawancara kepada pihak yang kompeten untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penyusunan penulisan ilmiah ini.
Alat Analisis yang Digunakan
Alat yang digunakan oleh penulis adalah analisis deskriptif, yaitu penulis menganalisis masalah dengan cara mendeskripsikan atau menguraikan dengan kenyataan yang ada pada perusahaan dan membandingkannya dengan teori yang standar sehingga diperoleh suatu kesimpulan. Dalam hal ini penulis menggunakan bagan alir dokumen ( flowchart ).
g) Tinjauan Pustaka
Pengertian Sistem dan Prosedur
Sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan (Mulyadi, 2008: 4).
Menurut Marshall B. Romney dan Paul John Steinbart (2006: 2) sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.
Sedangkan pengertian prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2008: 4).
Dari beberapa definisi tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa suatu sistem terdiri dari jaringan prosedur, sedangkan prosedur merupakan urutan kegiatan klerikal. Kegiatan klerikal dilakukan untuk mencatat informasi dalam formuli, buku jurnal dan buku besar, kegiatan tersebut terdiri dari kegiatan menulis, menggandakan, menghitung, memberi kode, mendaftar, memilih memindahkan dan membandingkan.
Pengertian Kas
Kas merupakan harta lancar perusahaan yang sangat menarik dan mudah untuk diselewengkan, selain itu banyak transaksi perusahaan yang menyangkut penerimaan dan keluaran kas. karena itu, untuk memperkecil kemungkinan terjadi kecurangan dan penyelewengan yang menyangkut uang kas perusahaan, diperlukan pengendalian intern (internal control) yang baik atas kas.
” Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan”. Disamping hal – hal tersebut, kas memiliki sifat – sifat yang rawan untuk disalahgunakan atau diselewengkan. Hal itu disebabkan bentuk kas yang ringkas dan mudah dibawa, tidak teridentifikasi pemiliknya, serta daya transfer yang cepat. ( Sukrisno agoes dalam standar akuntansi keuangan, 2004:153).
Sistem Penerimaan Kas
Sistem Akuntansi Penerimaan Kas adalah suatu catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan penerimaan uang dari penjualan tunai atau dari piutang yang siap dan bebas digunakan untuk kegiatan umum perusahaan (Mulyadi, 2001:500).
Sistem penerimaan kas adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya antara satu dengan yang lain dalam melakukan penerimaan kas suatu organisasi. Sistem penerimaan kas dalam perusahaan perlu dirancang sedemikian rupa sehingga meminimalisasi kemungkinan tidak tercatat dan tidak diterimanya uang yang seharusnya diterima.
Beberapa bentuk pembayaran dari langganan di dunia usaha yang dikenal antara lain :
a. Uang tunai.
b. Cek.
c. Giro bilyet.
d. Transfer lewat bank.
e. Wesel bank.
(Samsul:279).
Sistem informasi akuntansi penerimaan kas digunakan dalam perusahaan untuk menjalankan kegiatan operasional yang diperlukan oleh perusahaan. Berdasarkan sistem pengendalian intern yang baik, sistem penerimaan kas dari pendapatan mengharuskan :
1. Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank dalam jumlah penuh dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk melakukam internal check.
2. Penerimaan kas dari pendapatan tunai dilakukan melalui transaksi kartu kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan penerimaan kas.
Pengendalian Internal Atas Penerimaan Kas
“Sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.”
Beberapa ciri pengendalian intern yang baik atas transaksi penerimaan kas:
a. Adanya pemisahan tugas dan tanggung jawab yang menerima kas dengan yang melakukan pencatatan, memberikan otorisas atas penerimaan kas.
b. Pegawai yang membat rekonsiliasi bank harus lain dari pegawai yang mengerjakan buku bank. Rekonsiliasi bank di buat setiap bulan dan harus ditelaah (direview) oleh kepala bagian akuntansi.
c. Penerimaan kas dalam bentuk apapun harus disetor ke bank dalam jumlah seutuhnya paling lambat keesokan harinya.
d. Uang kas harus disimpan ditempat yang aman.
e. Uang kas harus dikelola dengan baik, dalam arti jangan dibiarkan menganggur atau terlalu banyak disimpan di rekening giro karena tidak memberikan hasil yang optmal.
Jika ada uang kas yang menganggur sebaiknya disimpan dalam deposito berjangka atau dibelikan surat berharga yang sewaktu – waktu bisa diuangkan sehingga bisa menghasilkan penerimaan kas lain.
f. Digunakan formulir yang bernomor urut tercetak.
Sistem Pengeluaran Kas
Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas adalah suatu catatan yang dibuat untuk melaksanakan kegiatan pengeluaran baik dengan cek maupun dengan uang tunai yang digunakan untuk kegiatan umum perusahaan (Mulyadi, 2001:543).
Dokumen – dokumen yang yang digunakan dalam pengeluaran kas dengan cek adalah :
1. Bukti kas Keluar
2. Cek
3. Permintaan Cek ( check request )
Sedangkan dokumen – dokumen yang digunakan dalm pengeluaran kas dalam dana kas kecil adalah :
1. Bukti kas keluar
2. Cek
3. Pemintaan pengeluaran kas kecil
4. Bukti pengeluaran kas kecil
5. Pemintaan pengisian kembali kas kecil.
Pengendalian Internal Atas Pengeluaran Kas
a. Organisasi
(1) Fungsi penyimpan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.
(2) Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas tidak boleh dilaksanakan sendiri oleh bagian kasa sejak awal sampai akhir, tanpa campur tangan dari fungsi yang lain.
b. Sistem otorisasi dan Prosedur Pencatatan
(1) Pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang.
(2) Pembukuan dan penutupan rekening bank harus mendapatkan persetujuan dari pejabat yang berwenang.
(3) Pencatatan dalam jurnal pengeluaran harus didasarkan pada bukti kas keluar yang telah mendapat otorisasi dari pejabat yang berwenang dan yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap.
c. Praktek Yang Sehat
(1) Saldo kas yang ada di tangan harus dilindungi dari kemungkinan pencurian atau penggunaan yang tidak semestinya.
(2) Dokumen dasar dan dokumen pendukung transaksi pengeluaran bank harus dibubuhi cap “lunas” oleh bagian kasa setelah transaksi pengeluaran kas dilakukan.
(3) Penggunaan rekening koran bank, yang merupakan informasi dari pihak ketiga, untuk mengecek ketelitian catatan kas oleh fungsi pemeriksa intern yang merupakan fungsi yang tidak terlibat dalam pencatatan dan penyimpanan kas.
(4) Semua pengeluaran kas harus dilakukan dengan cek atas nama perusahaan penerima pembayaran atau dengan pemindahbukuan.
(5) Jika pengeluaran kas hanya menyangkut jumlah yang kecil, dilakukan melalui dana kas kecil, yang diselenggarakan dengan imprest system.
(6) Secara periodik diadakan pencocokan jumlah fisik kas yang ada di tangan dengan jumlah kas menurut catatan akuntansi.
(7) Kas yang ada di tangan dan kas yang ada di perjalanan diasuransikan dari kerugian.
(8) Kasir diasuransikan.
(9) Kasir dilengkapi dengan alat-alat yang mencegah terjadinya pencurian terhadap kas yang ada di tangan. Misalnya mesin register kas, almari besi, dan strong room.
(10) Semua bukti pengeluaran kas dipertanggungjawabkan oleh kasir.
Penerapan Sistem Penerimaan dan Pengeluaran Kas
Penerapan sistem penerimaan dan pengeluaran kas yang disertai dengan pengendalian internal yang telah dirumuskan oleh suatu organisasi dapat dilakukan dengan menerapkan prosedur-prosedur dalam penerimaan kas sampai pengeluaran kas. Prosedur tersebut umumnya digambarkan dalam bentuk bagan alir (flowchart), yang memuat langkah-langkah atau alur kas suatu organisasi. Bagan alir digambarkan dengan gambar yang keberadaannya telah baku dan tidak dapat diubah-ubah.
Pengertian Sistem Informasi Akuntansi
Organisasi tergantung pada sistem informasi untuk mempertahankan kemampuan berkompetisi. Informasi pada dasarnya adalah sumber daya seperti halnya pabrik dan peralatan. Produktivitas, sebagai suatu hal yang peting agar tetap kompetitif, dapat ditingkatkan melalui system informasi yang lebih baik.
1. Akuntansi sebagai suatu sistem informasi mengidentifikasikan, mengumpulkan , dan mengkomunikasikan informasi ekonomi mengenai suatu badan usaha kepada beragam orang.
2. Informasi adalah data yang berguna yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan yang tepat.
3. Sistem adalah kumpulan sumber daya yang behubungan untuk mencapai tujuan tertentu.
Dari beberapa definisi diatas kita bisa menyimpulkan bahwa Sistem Informasi Akuntansi adalah kumpulan sumberdaya, seperti manusia dan peralatan, yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi, informasi ini dikomunikasikan kepada beragam pengambilan keputusan. SIA mewujudkan perubahan ini dengan secara manual ataupun terkomputerisasi. (George H. Bodnar dan Hoopwood , 2006).
Tujuan Sisitem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi Akuntansi dibuat untuk memudahkan manajemen dalam mendapat informasi yang tepat, cepat dan dapat dipercaya bagi pengendalian perusahaan. Dengan adanya informasi yang dibutuhkan, manajemen dapat melakukan pencegahan terhadap tindakan – tindakan penyelewengan wewenang peusahaan.
Tujuan umum Sistem Informasi Akuntansi (Mulyadi, 2001) adalah sebagai berikut:
1. Untuk Menyediakan bagi Pengelolaan kegiatan Usaha.
2. Untuk Memeperbaiki Informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada, baik mengenai mutu, ketepatan perjanjian, maupun struktur informasinya.
3. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan Internal yaitu memperbaiki tingkat kendala (rediability) informasi akuntansi dan untuk menyediakan catatan yang lengkap mengenai pertanggungjawaban dan perbandingan kekayaan perusahaan.
4. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelengaraan catatan akuntansi.
Sistem Teknik dan Dokumentasi dalam SIA
Teknik sistem merupakan Alat yang digunakan dalam analisis, desain dan dokumentasi serta memahami kaitan antar-subsitem. Teknik sistem ini biasanya berupa diagaram. Flowchart merupakan teknik sistem yang paling sering digunakan. Flowchart merupakan diagram simbol yang menunjukan arus data dan tahapan operasi dalam sebuah sistem.